Tuesday, January 7, 2014

[Fanfiction] Yes, I'm Happy (Part.2-End)

“Mina-ah… Ya! Kwon Mina~” panggilan itu ku hiraukan dan aku terus berlari menaiki tangga.

“Maafkan aku jika aku menyakitimu.” Suaranya terdengar samar.

Braaakkk…

“Aigoo…”

Aku berlutut dan mebereskan buku-buku tugas teman-temanku yang jatuh berantakan. Seorang lain membantuku membereskannya.

“Sunbaenim, neo gwaenchanayo? Jinjja joisonghamnida” Ujar seorang yeoja imut di depanku.

“Nan gwanchana.” jawabku.

 “Sunbaenim, aku benar-benar tidak sengaja. Maafkan aku.” ucapnya sambil terus merunduk kepadaku.

“Ya! Kau kenapa lama sekali? Sini biar aku bantu.” Seorang namja tiba-tiba menghampiriku dan mengambil sebagian tumbukan buku tugas yang ada di tanganku. “Aku sudah menunggumu di kantin, arra? Eo…” ujarannya terhenti ketika ia melihat yeoja yang tadi menabrakku. Mereka terlihat saling memandang dan terdiam beberapa saat hingga aku memecah keheningan.

“Kalian, sudah saling  mengenal?” keduanya kemudian memandangku.

“Aah, kau kenapa bisa ada disini?” Tanya Baekhyun pada yeoja imut itu tanpa mengindahkan perkataanku.

“Ne, oppa. Aku baru saja mengurus surat-surat kepindahanku dari Jepang di kesiswaan. Aku akan bersekolah disini mulai besok.”

“Eh iya, Mina-ah, kenalkan ini Kim Chanmi. Ia adik kelasku dulu. Dan. Chanmi, kenalkan ini sahabatku Kwon Mina.” Kami berdua saling menunduk dan tersenyum. Oh, jadi yeoja ini adik kelas Baekhyun dulu. Pantas saja mereka begitu terlihat akrab. Kami bertiga saling berbincang sebentar sambil berjalan menuju kantin dan berpisah di koridor. Chanmi mengambil lorong lain menuju luar sekolah sedangkan aku dan Baekhyun menuju kantin.

Chanmi itu adalah seorang yeoja imut yang tingkahnya sangat manis dan sopan. Tapi dia tidak canggung, orangnya juga mudah bergaul. Pantas saja Baekhyun terdengar sangat akrab dengannya. Buktinya selama dikantin bahkan saat perjalanan pulang, Baekhyun tidak henti-hentinya menceritakan segala tentang Chanmi padaku. Sedekat itukah mereka dulu? Mengapa tatapan Baekhyun sungguh berbeda pada Chanmi? Ia juga terlihat begitu bersemangat tadi. Apa ini hanya pikiranku saja? Apa aku cemburu? Ah… tidak mungkin. Menyukainya saja sudah tidak ada hak. Apalagi cemburu. Aku menghela napas panjang dan merebahkan tubuhku di kasur. Sedikit sesak memang membayangkan kejadian tadi siang.

Dua minggu sudah Chanmi bersekolah di sekolah yang sama denganku dan Baekhyun. Kini kami lebih sering bertiga, iya bertiga. Mungkin karena Chanmi murid baru dan belum memiliki teman akrab, Baekhyun sering berinisiatif untuk ikut mengajak Chanmi makan bersamaku dan dia dikantin. Aku tidak pernah menolaknya karena aku juga tidak pernah merasa keberatan. Tapi kenapa memasuki minggu ketiga, aku mulai sedikit agak risih dengan keberadaan Chanmi. Entah kenapa. Aku tahu Baekhyun memang memiliki sifat yang baik pada setiap orang. Tapi mengapa perlakuannya pada Chanmi sungguh terlihat perbedaannya. Contoh kecilnya saja saat Baekhyun menatap Chanmi. Dan perlakuan Baekhyun yang terasa kian menjauh. Aku melihat layar handphoneku yang tergambar collaps foto sepasang yeoja dan namja, saling merangkul, saling mencubit pipi rekannya, dan tersenyum gemas. “Baekhyun-ah, apa kini kau mulai berubah?” ujarku pada seorang namja pada layar handphoneku. Aku merasa posisiku telah tergantikan oleh Chanmi. Mungkin. Mungkin memang hanya aku yang merasa.

“Mina-ah, cepat turun, ada temanmu datang.” Seru eomma dari balik pintu kamarku.

“Chakkamanyo~” balasku. Akupun menuruni tangga dan melihat sosok yang memang sudah tak asing lagi untukku.

“Ya! temani aku ke taman sekarang.” Ia menarik tanganku keluar rumah dan membawaku ke taman tempat biasa aku dan dia menghabiskan sunset indah itu.

Aku terduduk pada bangku taman yang memang menjadi langganan kami berdua. Dia, namja itu, Baekhyun, ia duduk disebelahku tanpa mengatakan apa-apa. Matanya menerawang menerobos sekitar, seperti biasa. Posisinya tiba-tiba berpindah jadi menghadapku.

“Mina-ah. Kau tau besok itu apaa?” katanya antusias.


“Besok? Hari sabtu?” aku menjawabnya datar.

“Bukan, bodoh! Besok itu tanggal 12!!” jawabnya makin antusias.

“Memangnya ada apa ditanggal 12?!” tanyaku tidak tertarik dengan topik yang ia bicarakan.

“12 itu kan angka favoritku! Aku akan membuat surprice bagi seseorang yang penting ditanggal besok. Tapi aku masih tidak yakin.” Ujarnya.

“Tak yakin bagaimanaa?” aku masih acuh.

“Kau, kau tahu, sudah lama sekali aku menyukai seorang yeoja. Ia cantik, manis, lucu. Walau kadang sikapnya terlihat menghiraukanku dulu. Tapi aku sungguh yakin bahwa sepertinya, kini ia memiliki perasaan yang sama sepertiku. Kedekatanku dan dia belakangan ini membuatku yakin tentang perasaanku dan perasaannya. Tapi aku begitu takut mengungkapkan yang sebenarnya mengenai perasaanku padanya. Aku hanya takut ia tak sejalan dan menjauh. Haruskah aku ungkapkan perasaanku padanya besok? Siapa tahu angka favoritku itu bisa menjadi keberuntungan bagiku. Tapi aku masih tidak yakin. Apa yang harus aku lakukan?”

Pipiku merona, jantungku berdebar, hatiku entah sudah melayang kemana. Tapi mataku mencoba tahan untuk menatap matanya. Pikiranku menerka siapa sebenarnya yeoja beruntung itu yang telah bisa mencuri hati  Baekhyun.

“Hmm,, hanya kau yang bisa mengambil keputusan itu. Aku hanya dapat member usul. Jika kau memang sudah yakin dengan perasaan dan pilihan hatimu. Mengapa tidak kau coba perjuangkan itu? Ungkapkan yang sejujurnya tentang perasaanmu. Tidak ada salahnya bukan? Walau seandainya perasaannya berbeda, setidaknya kau sudah berani mengungkapkannya. Daripada kau pendam dan lama-lama akan sesak. Aku rasa begitu. Jika perasaanmu bersungguh-sungguh, maka perjuangkanlah. Ungkapkan apa yang kau rasa dengan hatimu. Tak usah dibuat-buat.” Ujarku dari hati. Mata Baekhyun berbinar dan tanpa aba-aba ia langsung memeluku erat. Erat sekali.

“Kau memang seseorang yang selalu mengerti aku. baiklah. Aku jadi semakin yakin untuk melakukan rencana ini besok. Semoga saja ia sejalan dan mau menerima cintaku kelak. Kabulkan doa ini yaTuhan.” Ucapnya tulus.

Esoknya, aku sengaja pergi ke kantin sendiri tanpa menunggu Baekhyun yang masih sibuk mengajarkan teman sebangkunya pelajaran fisika. Pelajaran tadi sungguh memuakan. Aku butuh sesuatu yang segar. Ice Cream!! Ya, aku berniat membeli seposi Ice Cream and Cookies vanilla. Setelah aku mendapatkan apa yang aku mau, akupun segera menuju meja kosong yang ada di pojok kantin. Aku menikmati ice cream tadi secara perlahan sambil melihat slide show galeri foto yang ada di handphoneku. Entahlah, aku tak pernah bosan melihat capture moment menyenangkan aku dan Baekhyun. Tiba-tiba…

“Hey. Apa kau tau sudah lama sekali aku menyembunyikan ini semua darimu.” Aku menatap seorang namja yang menggebrak mejaku dengan bingung.

“kau harus mengetahui sesuatu. Ini sangat penting.” Namja tadi mengambil kursi dan duduk dihadapanku, matanya serius.

“Apa kau juga beranggapan bahwa kedekatan kita sudah terjalin sangat lama? Aku tahu, dulu aku memang seorang namja pengecut yang tidak mau mengambil langkah untuk mempertegas hubungan kita. Tapi satu yang harus kamu tau. Perasaanku masih sama. Aku sayang kamu. Dan sekarang. Tepat pada hari ini, aku ingin memastikan hubungan kita. Aku sayang kamu. Aku ingin kau menjadi milikku. Nae yeojachinggu dwaeojulae?” kata-kata lembut meluncur dengan indah dari bibir namja itu. Namja yang selama ini dekat denganku. Sahabtku. Baekhyun. Aku membelalakan mataku mendengar semua kata-kata itu. Apa itu serius apa itu mimpi??

“emm…” speechless. Itu saja. Lamunanku bahkan sudah mengangkasa.

“Mina-ah. Bagaimana tadi? Sudah cukup baguskah? Atau terlalu banyak basa-basi? Ah, aku terlalu gugup hingga harus merangkai kata terlebih dahulu. Aku hanya takut jika nanti Chanmi tidak suka dengan gayaku dalam mengungkapkan perasaan.” Balas Baekhyun antusias.

“A…Apaa? Chanmi? Tadi itu untuk Chanmi?”

“Iyalah. Untuk siapa lagi? Bukankah aku sudah pernah ceritakan bahwa sebelum aku masuk SMA aku pernah menyukai seorang adik kelas. Tapi aku tidak pernah bisa untuk mengungkapkan perasaanku. Hingga akhirnya ia pergi mengikuti ayahnya ke Jepang dan meninggalkanku. Yeoja itu Chanmi, Kim Chanmi. Bagaimana? Kata-kata tadi cukup bagus kan?” Jelas Baekhyun tak berdosa.

“uhhuuuukkkk….” Aku tersedak ice cream dan seketika tenggorokanku menjagi kering. Sesuatu yang tajam tiba-tiba menusuk hatiku dan mencabik-cabiknya tanpa ampun. Sakit. Paru-paruku seaka mengkerut karena tidak adanya oksigen yang dapat aku hirup untuk bernapas. Sesak. Tidak tahu lagi apa yang aku rasakan saat ini.

“Apa kau tidak apa-apa, Mina?” tanya Baekhyun khawatir.

“Tidak. Aku tidak apa-apa. Ah iya, aku baru ingat masih ada suatu urusan yang harus aku selesaikan di perpustakaan. Aku tinggal, ya? Sampai jumpa.” Dengan segala kekuatan yang masih tersisa, aku mencoba untuk tersenyum sebisa mungkin menatap matanya walau rasa sakit kian menguasaiku saat ini. Aku berlari meninggalkannya menuju taman belakang sekolah yang cukup sepi. Air mataku sudah tak dapatku bendung lagi. Masa bodoh dengan orang-orang yang menatapku bingung. Aku sudah tidak mau memikirkan siapapun lagi.

Inikah akhir kisah cintaku? Apa yang aku perbuat pada Baekhyun hingga ia begitu tega berbuat seperti ini padaku? Tidakkah ia membayangkan bagaimana perasaanku tadi? Apa ia memang hanya ingin mempermainkan perasaanku saja? Apa kedekatan ku dengannya selama ini hanya sebagai pelampiasan karena ia rindu akan sosok Chanmi? Arhggghhh!!!

Aku mengutuki dirinya yang sungguh jahat telah melakukan ini padaku. Aku juga mengutuki diriku sendiri yang tetap mempercayai namja brengsek seperti dirinya. Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan?

Malam ini… iya. Baekhyun mengirimku sebuah pesan yang berisi bahwa malam ini ia akan menyatakan cintanya di Taman tempat biasa aku dan dia berkumpul. Ia memintaku untuk datang dan membantunya. Aku terduduk di depan meja riasku dengan baju kaos bermotif spongebob bermodel croptee dengan kebawahan rok jeans span sedikit diatas lutut. Rambutku sengaja ku urai hanya dengan sebuah jepit yang menjepit poniku diatas. Aku melihat pantulanku sekali lagi. Haruskah aku benar-benar pergi dan menyaksikan Baekhyun menyatakan cintanya pada orang lain?

Aku menghampiri seorang yeoja cantik memakai dress dengan rok yang sedikit mengembang berwana semu pink dan cream. Rambutnya dikepang ke samping sambil membawa sebuah tas kecil. Ia begitu terlihat manis dan cantik. Aku memang menyuruhnya kesini.

“Hey kau, sudah lama menunggu?” sapaku dengan senyum.

“Ah, anieyo eonni. Aku baru saja sampai.” Ujarnya sambil merunduk.

“Ayo ikut aku. oh iya, tutup matamu! Jangan sampai mengintip ya!” aku pun memberikan sebuah sleyer pink yang ku ambil dari saku belakangku. Ia pun menutup matanya dengan sleyer tadi.

Aku menuntunnya berjalan menuju bangku favoritku di taman ini. Aku menyuruhnya duduk dan pada hitungan ketiga, aku menyuruhnya untuk membuka mata. Saat itulah yeoja itu terkesima dengan apa yang ada di depannya. Puluhan lilin kecil berbentuk hati yang mengelilingi seorang namja tampan yang membawa seikat bunga mawar merah.

“Chanmi, aku tahu aku memang seorang pengecut. Harusnya aku katakana ini sejak dulu sebelum kau pindah ke Jepang. Tapi siapa sangka kau kembali secara tak ku sangka. Cukup sekali aku merasakan sakitnya kehilanganmu. Dan sesaknya perasaanku menahan apa yang aku rasakan. Aku menyayangimu Chanmi. Saranghae. Nae yeojachinguga dwaeojulae?” tak pernah ku lihat Baekhyun berbicara sesungguh itu.

“Oppa…” yeoja cantik itu berbinar.

“Nado. Aku juga menyayangimu. Aku mau.” Kalimat yang aku nantikan pun akhirnya benar-benar meluncur dari mulut yeoja manis itu, Chanmi.

Chanmi berjalan dan mengambil bunga pemberian Baekhyun. Dan Baekhyun pun menarik Chanmi dalam pelukannya. Baekhyun menatapku dengan pandangan puas dan bahagia, “Gomawo…” ujarnya tanpa suara dibalik punggung Chanmi saat ia memeluk gadis manisnya. Sungguh pemandangan yang sangat romantis. Aku membalasnya dengan senyuman ku setulus mungkin kemudian aku berbalik.

“hmmmm…” aku menghela nafas. Ini saatnya aku kembali.

Air mataku pun benar-benar tak dapat aku bendung. Sakit memang tapi aku bahagia. Bahagia? Iya. Aku tidak berbohong. Bukankah seorang sahabat yang baik itu akan ikut bahagia melihat sahabatnya bahagia? Walau akupun tak memungkiri jika kristal-kristal bening yang terus mengalir dari sudut mataku menandakan bahwa rasa sakit benar-benar menguasaiku saat ini. Tapi dengan melihat senyum dan sorot mata Baekhyun yang terlihat bahagia, itu sudah cukup membuatku puas karena aku sudah menjadi sahabat yang baik untuknya.

*quote: “mencintai seseorang yang mencintai kita ada suatu hal yang biasa. Tapi merelakan seseorang yang kita cinta untuk bahagia bersama orang lain, itu baru luar biasa.”

Saturday, January 4, 2014

[Fanfiction] Yes, I'm happy (part1)

“Kalau ternyata yang aku suka itu kamu bagaimana?” Namja berparas tampan itu berbicara disela-sela derai angin sore itu.

“…Emm” gadis itu tidak bisa berbicara apa-apa. Tidak tahu harus merespon ujaran namja tadi seperti apa.

“Bagaimana?” Namja itu kini merunduk dan menengok ke sebelah kanannya. Matanya menerobos dan mencoba menerka apa yang gadis cantiknya pikirkan.

“Hmm… aku baru sadar yang selama ini selalu ada untukku, yang selalu membantuku, menemaniku, yang selalu ada dalam benak dan pikiranku. Kamu yang bisa menghapus segala kenangan aku dan dia yang tak ingin aku ingat lagi. Seseorang yang selama ini aku cari ternyata ada di depan mataku. Orang itu kamu, Mina-ah.” Namja tadi melanjutkan perkataannya sambil menatap pada anak-anak yang memang sedang bermain di taman itu.

Masih terpikirkan olehku, perkataan yang tiba-tiba terucap dari mulut teman baikku sore itu. Ucapan yang tak pernah aku sangka. Tak pernah aku duga. Tak pernah aku pikirkan. Kejadian yang mengejutkan itu masih membuatku bingung sampai saat ini. Iya, itu memang sudah cukup lama. Sekarang, mungkin sudah sekitar dua bulan yang lalu.  Sore ini, aku terduduk di sebuah bangku yang menjadi saksi bisu kejadian lampau di sore itu. Suasananya masih sama. Banyak anak kecil yang sedang bermain di depan sana. Pohon rindang yang memayungi setiap bangku taman yang ada. Angin yang membelai mesra memang selalu membuatku nyaman menunggunya.

“Tebak aku! Tebak aku!” mataku tiba-tiba gelap. Aku coba untuk menerka suara tadi sekali lagi.

“Tebak aku, cantik!” orang itu bersuara lagi. Aku tersenyum tipis.

“Sudahlah! Lepaskan tanganmu dari mataku, Baekhyun-ah!” ucapku yakin. Ia pun melepaskan tangannya yang menutupi mataku dan meyimpannya di atas bahuku.

“Mengapa tebakanmu selalu benar?” ujarnya dengan nada kecewa dan menempelkan dagunya di bahu kananku sambil memelukku yang sedang terduduk dari belakang bangku.

Aku menatapnya sekilas, “karena aku sudah terbiasa, babo!” ceplosku. Aku menarik tangannya dan menyuruhnya duduk disebelahku. Ia menurut saja. Berjalan dari belakang bangku dan terduduk disebelah kananku. Tanpa melepaskan jemarinya dari sela-sela jemariku.

Iya, dia Baekhyun. Byun Baekhyun. Teman baikku. Aku mengenalnya sejak dua tahun lalu. Ia teman sekelasku saat ini. Entahlah, sejak saat itu. Saat ia ungkapkan semua perasaan yang sesungguhnya ini padaku sore itu. Aku dan dia memang kerap seperti ini. Perlakuan spesial dan terkadang masuk kategori romantic seperti tadi sudah tidak asing lagi untukku. Apa yang ia lakukan memang terkadang membuatku tersenyum geli, mengingat tidak adanya status hubungan yang spesial diantara kami berdua. Aku kira ia hanya bercanda tentang ungkapannya dua bulan lalu. Tapi mengapa kini terlihat begitu serius? Aku tidak tahu jelas apa yang sebenarnya terjadi padaku dan dia saat ini. Perlakuan yang lebih dari seorang teman, tapi kami berdua pun tidak ada status apa-apa. Aku bingung.

“Neo neomu yeppeuda!” Baekhyun mengelus kepalaku pelan, menatapnya sebentar kemudian menyelipkan sebagian rambutku ke belakang telinga kiriku. aku hanya membalasnya dengan senyuman dan mungkin mukaku yang bersemu merah. Ada sesuatu yang bergetar di dalam sana. Entah apa.

“Ah iya aku punya ini,” ia merogok saku kanan jaketnya dan mengeluarkan sebuah persegi panjang berwarna merah, “Ini untukmu. Aku tahu belakangan ini memang kau sedang menyukai ini bukan?” Ia memberikan persegi panjang tadi yang adalah sebuah wafer stick coklat yang memang sering aku makan belakangan ini.

 “Aaa, gomawoyo!” seruku antusias. Kemudian cepat membukanya dan memakan isinya. Mimik puas terpancar jelas dari sorot matanya yang menatap lekat kearah ku. Baekhyun menyubit kedua pipiku dan mengelus kepalaku, gemas. lalu ia palingkan lagi ke arah taman bermain yang penuh dengan anak-anak itu. Senyumku kian memekar dan tidak bisa ku sembunyikan lagi bahwa aku memang senang.

“Neol wonhae?” tanyaku sambil menyodorkan sebuah wafer stick coklat kearahnya. Baekhyun hanya tersenyum sambil mengangguk. Ia membuka mulutnya, mengisyaratkan aku untuk menyuapinya. Aku pun mendekatkan wafer stick coklat kemulutnya dan memainkannya tepat saat ia ingin melahapnya.

Mungkin kesal, Baekhyun menyergap tangan kananku oleh kedua tangannya, mengarahkan tanganku menuju mulutnya. Ia pun akhirnya melahap wafer stick yang ada ditanganku. Aku tertawa puas melihat ekspersi gemas saat aku mempermainkan wafer stick yang akan ia makan. Merasa tidak terima, Baekhyun menarikku mendekat padanya, merangkulku, dan mengacak rambutku kecil. Rangkulannya mendalam dan tangannya menyuruhku bersandar padanya. Aku hanya menurutinya. Tangan kirinya merangkulku hangat, tangannya yang lain meraih tanganku dan mengenggamnya. Aku menyandarkan kepalaku padanya. Aku hanya tersenyum. Senang. Senang sekali.

“Mina-ah, mari kita nikmati satu lagi tanda kebesaran Tuhan.” Serunya. Aku menggerakkan tubuhku untuk kembali ke posisi awal. Tapi Baekhyun mencegahku. Ia menahanku agar tetap dalam posisi dekat seperti ini. Sekali lagi. Senja itu aku lewati dengan dekap hangat Baekhyun. Sun set yang sangat indah. Lebih indah dengan dari hari-hari lalu. Entah mengapa. Aku sangat senang kali ini.

Setelah menghabiskan senja tadi, seperti biasa Baekhyun selalu mengantarku sampai rumah. Kami berjalan bergandeng tangan menuju rumahku  yang memang tidak begitu jauh dari taman tempat biasa kami menghabiskan waktu senja akhir pekan kami. Jari jemari Baekhyun mengisi selasela jemariku begitu erat. Tepat di depan rumahku kami berhenti. Tangan kanannya mengambil tanganku dan ikut menggenggamnya sama seperti apa yang dilakukan tangan kirinya sepanjang jalan tadi. Aku hanya terdiam membalas tatapannya. Berusaha menahan gejolak getaran sesuatu yang aku sendiri tidak tau apa.

“Terima kasih untuk hari ini. Nan neomu hangbokhae. Jongmal gomabta. Kwon Mina” Ujarnya tulus. Tangannya mengelus tanganku lembut. Matanya menatapku. Aku melihat kedamaian terpancar dari kedua matanya.

Baekhyun melepaskan jemarinya, dan memegang pipiku dengan kedua tangannya. Ia tiba-tiba mencium keningku sekilas. Aku kaget. Dan membelalakan mataku melihatnya. Baekhyun hanya memberikan senyuman khasnya yang jika aku perhatikan ternyata ia memang tampan. Sangat tampan apalagi saat tersenyum seperti ini.

“Aku pulang. Annyeong~” Baekhyun mengelus kepalaku lembut dan berjalan meninggalkanku di depan rumah sambil melambai-lambaikan tangan. Ya, Tuhan. Apa yang sebenarnya aku rasakan? Apa aku mulai menyukainya?

“Mina-ah, cepat turun, nak. Temanmu sudah menunggu.” Suara Eomma terdengar samar dari balik pintu putih kamarku. Aku merapihkan rambut dan rok terusanku sekali lagi untuk memastikan bahwa tidak ada yang kurang lagi dari penampilanku. Aku pun menuruni tangga dan mendapatkan seorang namja tampan sedang terduduk di ruang tamu. Aku pun menghampirinya.

“Ajuma, aku pinjam Mina hari ini, Ne?” Seru Baekhyun sambil melambaikan tangan ke arah Eomma yang ada di pantry.

“Iya boleh saja, asal dikembalikan tanpa cacat sedikitpun. Hahaha” Eomma menjawabnya terkekeh. Aku hanya tersenyum dan ikut melambaikan tangan pada Eomma. Baekhyun merangkulku dan kami berjalan bersama keluar rumah. Kemarin Baekhyun berjanji akan mengajakku ke taman hiburan untuk bermain. Lagi. Perlakuannya semakin membuatku bingung dengan apa yang sebenarnya aku rasakan terhadap teman sekelasku ini. Aku masih bingung untuk merespon perlakuannya. Ditambahlagi pengakuannya tentang perasaannya terhadapku yang kerap kali ia ucapkan. Aku masih bingung.

Setelah menaiki salah satu wahana permainan, Baekhyun mengajakku makan siang di salah satu kedai ramyun. Kami berdua hanya memesan dua ramyun dan dua squash. Karena tidak ingin makan makanan yang terlalu berat. Kami bercanda dan bergurau saat menunggu pesanan datang. Beberapa kali Baekhyun mengeluarkan kata-kata dahsyat yang terdengar manis ditelingaku. Tatapannya begitu hangat dan membuatku semakin nyaman.

Pesanan aku dan Baekhyun pun tiba. Aku dan dia langsung menyantapnya. Tanpa sungkan ia menyodorkan sumpit yang sudah terlilit ramyunnya ke arahku.

“Meokgo..” ucapnya dengan senyum khas yang mulai aku sukai itu. Aku menurut dan mebuka mulutku. Baekhyuhn pun menyuapiku ramyunnya padaku. Diakhiri dengan ulasan lembut jempolnya disudut bibirku. Aku tersenyum sekilas dan langsung mengambil tangannya.

“Baekkie-ah,” ucapku.

“Hmm, wae?” Baekhyun mengerutkan dahinya sambil menatapku.

“Umm, aku takut.” Jawabku. Baekhyun kian mengerutkan dahinya, bingung.

“Aku takut aku benar-benar menyukaimu.” Kata-kata itu meluncur dengan mulus dari bibirku.

“Andwae. Maldo andwae!” Ekspresi Bakhyun berubah, aku tidak tahu itu ekspresi kaget atau apa.

“Bagaimana bisa perasaan ini aku tolak sedangkan kau terus berlaku seperti ini.” Aku menunduk tidak berani untuk menatapnya kali ini.

“Tidak mungkin. Tidak boleh.” Hanya kata-kata itu yang terdengar oleh ku.

“Apa? Apa maksudnya tidak boleh?” batinku menerka maksudnya.

“Tidak, Mina. Kau tidak boleh menyukaiku. Cukup aku saja yang menyukaimu. Jangan sebaliknya.” Ujarannya terdengar begitu tulus tapi sangat menusuk.

“Apa maksudmu aku tidak boleh membalas perasaanmu?” aku mencoba untuk menatapnya. Menunggu kata-kata apalagi yang akan dia katakan.

“Sudahlah, kau tidak perlu tau. Ayo habiskan makananmu sebelum dingin.” Ia memberikan senyum khasnya dan kembali memakan ramyunnya. Entahkenapa, ada sesuatu yang berbeda dibalik senyumnya.

Aku masih tidak mengerti apa maksud perkataannya yang tidak mengizinkanku untuk menyukainya. Begitu jelas ekspresi yang berbeda saat aku katakan bahwa aku takut menyukainya. “Cukup aku yang menyukaimu. Jangan sebaliknya” ? sunggu aku tidak mengerti maksudnya.

Bel pulang telah berbunyi. Para murid meninggalkan kelas satu per satu. Begitu pula denganku. Namun Baekhyun menarik tanganku pelan saat aku melewati bangkunya. Aku menatapnya hampa. Sejak saat itu, rasa sakit mulai merasukiku jika aku menatap mata indahnya itu.

“Mina-ah, kamu pulang denganku, Ne?” Ia tersenyum manis seperti biasa. Aku hanya mengangguk dan menunggunya membereskan mejanya. Setelah selesai ia meraih tanganku dan berjalan menuntunku menuju parkiran motor yang berada disebelah kanan sekolah.

Aku turun didepan rumahku dan menyuruhnya memasukan motornya kedalam garasi rumahku. Kami berdua pun masuk ke rumah. Aku berjalan menuju kamarku untuk mengganti baju dan Baekhyun menunggu di ruang TV. Mengobrol dengan eomma. Mereka memang sudah terlihat sangat akrab. Setelah menggati baju seragamku aku segera menghampiri mereka berdua yang tengah asyik berbincang. Eomma pun meninggalkan kami berdua di ruang TV untuk membuatkan minuman dan makanan ringan untuk kami.

Aku dan Baekhyun dekat seperti biasa. Baekhyun merangkulku hangat dan menyuruhku bersandar padanya sambil menonton dvd film. Seperti yang biasa kita lakukan. Aku semakin tidak mengerti dengan keadaan kami yang seperti ini.

“Baekkie-ah. Aku tidak mengerti. Aku takut, aku benar-benar mulai menyukaimu. Kau terus memperlakukanku seperti ini. Dan kau juga pasti tahu perlakuan ini terlalu spesial untuk perlakuan seorang teman. Bahkan seorang sahabat sekali pun.” Suaraku bergetar menahan air mata yang mulai memenuhi kelopak mataku. tak ada respon dari Baekhyun. Entah apa yang dia pikirkan saat ini.

“Kau, tidak boleh menyukaiku.” Ucapan itu terdengar lagi.

“Sudah ku bilang kau jangan sampai menyukaiku. Cupuk aku yang menyukaimu. Tidak perlu sebaliknya.” Ujar Baekhyun lagi.

“Tapi kenapa?” aku mencoba menerobos matanya mencari alasan.

“Jika kau menyukaiku, sebuah harapan baru akan muncul. Dan aku takut tidak bisa memenuhi harapan itu. Aku memang menyayangimu. Tapi aku tidak bisa menjanjikanmu sebuah ikatan. Maafkan aku. Aku lebih suka kita seperti ini. Aku hanya takut jika kita berpacaran dan suatu hari hubungan itu akan berakhir, kau akan menjauh. Aku hanya tidak mau ini berakhir. Itu saja.” Jelasnya.

Entahlah, aku tidak bisa berkata-kata lagi. Air mataku jatuh tanpa bisa aku tahan lagi. Iya. Penjelasan itu memang cukup masuk akal. Tapi mengapa terdengar begitu menyakitkan? Aku mengusap mataku, “Aku lelah. Aku ingin istirahat. Terima kasih untuk hari ini.” Aku menunduk dan berlari ke kamar. Tidak berani menatap Baekhyun lagi.

“Mina-ah… Ya! Kwon Mina~” panggilan itu ku hiraukan dan aku terus berlari menuruni tangga.

“Maafkan aku jika aku menyakitimu.” Suaranya terdengar samar.

Friday, January 3, 2014

Fangirl?

Dulu gue pernah cerita bahwasanya gue itu adalah seoranfangirl. Apa itu? Fangirl itu bukan sebuah profesi serem yang ada kaitannya sama mafia kok. Mari kita liat definisi dari fangirl itu sendiri.

Fangirl itu diambil dari bahasa Inggris(kayaknya) yang terdiri dari dua kata yaitu fan yang berarti penggemar dan girl yang artinya perempuan. Jadi, fangirl itu adalah penggemar perempuan.

Sedangkan menurut istilah, fangirl merupakan sebuah profesi(?) sekelompok perempuan yang kerjaannya itu ya fangirling. Fangirl itu adalah sekelompok cewek yang menyukai atau menggemari sesuatu. Kalau disini kita berbicara tentang Fangirl dari K-Pop idol yang salah satu contohnya gue.

Seperti yang tadi gue bilang, fangirl itu mempunyai kegiatan rutin setiap harinya yaitu fangirling. apa itu fangirling. Fangirling adalah kegitan fangirl(diputer-puter aja terus ngomongnya). Fangirling itu biasanya diwarnai dengan nontonin Music video, liat-liatin gambar-gambar bias(bias adalah member favorit atau bisa dibilang idolanya lah), baca berita bias terbaru, stalking socmednya bias mungkin, atau apalagi ya... banyak deh.

Ahiya, fangirl tuh ya punya hobi yang namanya "NGAYAL". Buat kalian yang bukan fangirl mungkin apa yang bakal gue ceritain itu terkesan gak masuk akal dan berlebihan. But, ini nyata loh. Emang fangirl seperti kami kadang suka ngelakuin hal-hal yang emang terlalu "gak ada gawe pisan" buat dilakuin. Hmm... gini ya waktu itu gue sama 3 sahabat gue pernah fangirling dan ngayal macem-macem tentang bias. Bias jualan es kelapa depan sekolah lah, tukang batagor, tukang cingcaw, tukang cakwe, sampe masih inget banget ada "Mie Ayam Mas Kyuhyuh". dan masih banyak lagi. kita sering smsan gitu atau bahkan cerita langsung. Ngayal aja gitu, kalau bias nganterin kita kemana, pergi pake apa, ngapain aja, dan lucunya ceritanya tuh nyambung. Kayak misalnya Eunhyuk jemput aku dan ngajak aku minum es kelapa eh taunya ketemu Donghae sama satu sahabat gue yang lagi minum es kelapa juga lalu kita double date. Ya mungkin kalau ditulis ya jadinya Fanfict. Oh iya, fangirling yang ngehasilin karya itu ya buat FF atau Fanfiction. Karangan fiksi seorang fans tentang idolanya. Lumayan lah. latihan nulis gitu. Bisa aja kan kalau kita bener dan niat tiba-tiba jadi novel. Gak sedikit juga novel yang berawal dari FanFiction. Tapi kegiatan fangirling yang paling seru itu ya NONTON KONSER! hanjir itu mah rame pisan. Selain bisa liat bias secara langsung, bisa nyanyi bareng, fanchant bareng, seneng-seneng bareng bias, sedih-sedihan bareng bias, syukur pake banget kalau bisa dikasih fanservice.

Nah, ngomongin fanservice nih, hanya mereka-mereka yang dikasih ridho Allah(?) yang bisa dapet fanservice dan K-Idol, syukur-syukur dapet dari bias. Ya walaupun bukan dari bias, juga Alhamdulillah weh da gasemua orang bisa dapet fanservice. Mereka-mereka itulah yang tergabung dalam istilah Luckyfans. Iya gak? beruntung banget kan mereka bisa sampe skinship gitu misalnya. Lah, kita mah paling skinshipnya juga kalau engga di tembok, layar kaca, atau dalem mimpi. /kemudian galau

Nah, selain luckyfans, adajuga yang namanya sasaengfans. Yaitu segelintir fans yang mungkin terlalu fanatik. Tapi apa yang mereka lakukan udah diambang batas kenormalan(?) atau malah enggak masuk akal. Kaya misalkan, bikin tenda deket dorm k-idol buat mata-matain kegiatan biasnya, atau ngeluapin kebahagiaannya ngeliat bias sampai bias ditarik-tarik gitu, atau lebih parahlagi kalau sampai ngehack socmed biasnya, ya parah gitulah. kan itu jatuhnya bukan bikin biasnya seneng tapi malah nyakitin kan yaa? ya pokoknya siapapun lah, jangan sampei masuk kategori ini yaaa! gak baik! CAMKAN ITUU!!!

Tapi gais, selain fangirl itu ada juga fanboy, fans cowok-cowoknya. Enggak sedikit juga loh fanboy di Indonesia. Buat fanboy sama aja
sih kaya cewek suka fanboyingan juga. tapi mungkin enggak serajin fangirl. Enggak tau juga deng...

Segitu aja kali yaa cape-_-
Byee mwach:-*

Wednesday, January 1, 2014

Hello 2014!!

Hay gais:-*
Sudah sekian lama sekali ya kagak pernah nyentuh ini blog dan entah kenapa tibatiba muncul suatu hasrat keingingan yang besar untuk kembali menuliskan sesuatu di sebuah blog yang sesungguhnya udah engga layak huni, eh maksudnya layak baca. Soalnya macam apa ya. Kalau kata guru TIK[Teknik Informatika dan Komputer, kalau gak tau] gue tuh ya... Sungguh amat sangat teramat super jarang sekali banget gue oprek. Jangankan dioprek, dibuka aja kalau inget. Sedih emang. Iya.

Kenapa gitu? Soalnya apa ya, emang jarang banget di sentuh sih ya ini blog. Soalnya terakhir nge-post aja dua tahun lalu. Edanpisaan! Ya, pokoknya udah lama banget lah engga buat suatu yang pantas(walau sebenarnya semua postingan engga ada yang pantas juga) buat di-post dan dibaca khayalak umum. Apa sih isinya, da cuma curhatan, cerpen sama puisi amatir, artikel yang dipenting-pentingin(?), dan lirik lagu. Tapi biarin weh lah ya, selagi blogspot masih gratis mah kenapa enggak? sikasik.

Berhubung sekarang udah menginjak awal tahun duaribuempatbelas. Otomatis kita harus udah bisa say goodbye dong sama tahun duaributigabelas ini. Tapi enggak ada salahnya dong ya kalau sekarang kita flashback, eh maksudnya gue flashback apa-apa aja sih kenangan tahun 2013 yang masih ngena sampai saat ini. yuk cuss

Tahun baru pertama kali diucapin selamat tahun baru 2013 dulu tuh sama orang. iya orang sebut saja dia Daehyun(jangan protes!) iya gue emang sempet deket sama makhluk Allah yang satu ini. Sampe sempet punya janji kalau nilai rata-rata dia sampai target atau malah lebih, dia bakal traktir gue di sebuah restoran donat, berhubung gaboleh pake merek gue kasih tau aja inisial restorannya. depannya je belakangnya ko(yaudahsih!). Oke, selama dia uas gue tanpa henti dan penuh semangat nyemangatin dia. walau akhirnya gue dan si Daehyun sempat menjauh karena sesuatu entah apa gue lupa sebelum gue tau hasil nilai dia apa bisa bener mencapai 3.3 atau melebihi nilai itu yang jadi target dia.

Saat itulah, gue ketemu sama satu orang lagi. ya sebut aja Changjo. Dia emang bukan orang baru soalnya dia temen SMP gue yang gue temukan(?) lagi saat gue bantuin sahabat-sahabat gue yang mau debut lomba Cover Dance -Cover dance itu apa? Nanti aja gue ceritain lagi, ya- mereka sebut aja Amber sama Victoria. selain itu juga ada group yg cowoknya sebut aja group mereka Boyfriend okey. Nah, disitu gue diminta bantuin mereka. biasalah jadi make up artist gitu biar gaya. gue dateng ke sanggar mereka pagi-pagi buta abis sarapan. Sekitar jam 8. Jam segitu masih pagi buta untuk ukuran hari Minggu buat gue. Pas masuk kesanggarnya jeng-jeng... ada satu orang yang narik perhatian gue. enggak tau kenapa. yagituwehlah... dia Changjo. dia juga anak Coverdance yang groupnya udah Sunbae. yagitudeh ya gue deket dan akhirnya jadi sama si Changjo ini. tapi ya cuma tahan 8 bulan juga sih ya. syalalala skip!!

Emmm, lupalagi-_-
Ah iyaa! Si Daehyun waktu itu akhirnya bisa lebihin target ipknya jadi 3.35 kalau gak salah. Dan bener aja, dia waktu itu beneran ngajak buat makan di restoran donat itu. tapi gue kadung "patuh" teuing sama pacar meren ya jadi pas si Changjo bilang gaboleh ya iya bener gue bilang engga dan engga jadi. lalu gue sempet galauin itu-_- Dan semoga janji yang kali ini bakal jadi dan engga harkos yaa~ #kodekeras /gak!! SKIP!

Bulan Mei, ulang tahun si Changjo itu gue buatin dia Red Valevet. walau akhirnya penampilannya bisa dibilang sangat abstrak tapi kan itu pake hati banget lah buatnya. dan alhamdulillah rasanya enak. dan surprice yang gue buat sama teteh, mamah, papah, ponakannya si sava, dan temanteman pas final lomba coverdancenya dia juga berjalan lancar :'> pulang dari sana kan cari makan ya dan kampretnya keujanan diajalan. ujannya gede banget. alhasil ya kita jibrug. Abis makan, dia nganterin gue pulang karena jibrug jadi diem dulu dirumah gue. ada meren si Changjo pulang jam 10-an dari rumah gue. udah biasa juga sih kalau main ke rumah pulangnya jam segitu. Ah skip!!!!!

Bulan Mei juga ulang tahun Bebeb gue si Victoria. Bikin surprice di acara ulang tahunnya. ngasih hadia simpel aja sih sama plus video ucapan ulang tahun dari calon jodoh yang tertunda(baca: bias versi Indonesia) dia. Ada tragedi ban bocor, kue tumplek dan keramas malem-malem pake krim-_-

Juni!!!! Adik gue ulang tahun, gue lupa ngapain-_- terus si Amber juga ulang tahun!! dan gue sama si Victoria bikin surprice juga gitu kerumahnya bawa kue huhujanan-_- terus kita makan kue dan pempek enak! Terus ibu gue juga ulang tahun. dua hari kemudian ayah gue juga ulang tahun. tapi yaudahlah.

Juli!!! Gue naik kelas dan masuk kelas IPA 1 yang awalnya gue kira adalah kumpulan manusia-manusia cedas yang berkubu dan sibuk sama gadgetnya. taunya mereka adalah anak-anak superduper rame seru kocak dan betahin banget. walau emang kadang engga betah juga.

Agustus, gue ketemu sama sekumpulan makhluk-makhluk Tuhan paling aral. Temen, sahabat, atau lebih tepatnya keluarga baru yang aral, rame, dan seru banget. Makasih udah mau nerima gue jadi salah satu dari kalian. Maaf kalau gue nyebelin, maclav<3 (macam thanks to di album aja) Bulan agustus juga itu acara tujuhbelasan rame pisan edan<3

September!! tanggal 10 gue ulang tahun. Dari sekolah dijempul sama ayah terus ke BEC. Awalnya kan emang cuma mau service hp gue yang rusak ya. eh taunya dibeliin hp baru. cocwiiit lavya dad! terus pulang. terus pas sorenya tiba-tiba temen-temen gue pada dateng. Si Amber sama Si Victoria dateng juga. disitu juga ada Changjo sama temen dia yang sahabat gue juga. Amber sama Victoria ngasih gue kado boneka gede lucu banget. dibungkusnya pake kardus printer. bonekanya berjenis sama kaya dua tahun kebelakang, boneka monyet! lucu abis dan gue suka banget! masih inget banget. kkkk waktu itu juga Changjo ngasih kado di kotak kecil. masih terus gue pake walau akhirnya kita putus tengah jalan. sampe gue tau kalau seminggu setelah putus dia jadian sama temen sekelasnya. tanpa pikir panjang gue kasihin itu kado ke temen gue. Soalnya tiap gue liat sesuatu yang berhubungan sama si Changjo bawaannya kesel, marah, bete, akhirnya nangis juga. cape kan kalau nangis terus. SKIPP!!!!
Terus waktu itu juga sempet dikasih surprice gitu sama anak-anak rumah! dikasih boneka bantal Spongebob! lope bangetsss gais!
Ah iya, waktu itu juga sempet dirawat di Rumah Sakit lagi-_- garagara maag gue kambuh tengah malem sampe subuh ga ilang-ilang. Malem sebelumnya emang lagi stress garagara ngerjain kimia ditambah berantem hebat sama si Changjo. Alay emang!-_- itu pas sebelum putus sama si Changjo.

Ahiya, diceritain satu-satu mah lama-_-
Oktober!! akhirnya gue debut juga(?) witwiw<3
ah iya, waktu itu juga sempet dibuat fly sama orang sebut aja si XLH ya. tragedi "MV Vixx Girls Why" di sebuah restoran makanan ayam goreng cepat saji. depannya ka akhirnya ce tengahnya ef(?) pas kaeses juga ada tragedi. tapi ya... move on-an gagal. kenapa? yagitu deh, hahahahaharkoshahhaha-___- SKIIPPP!!!!!
Ohiya, ada tragedi drama juga. Masalah antara anak kelas XIIPA1
-BuLyna-PaWildan. wkwk
Sempet deket sama temen sekelas dan saling confess satu sama lain. tapi ini terlalu bodor untuk diceritakan hahahahaha SKIP!

Novermber, lomba!! dan gatau kenapa ngerasa cantik banget soalnya pake baju kojo(?) *ini penting! #DUNIAHARUSTAU tapi performnya belum jadi kojo padahal udah pake lagu kojo /apaini. november. ada yang ngerasa dikasih kado? itu niat pisan siah buatnya hanas kamunya jahat! *ngomong sama tembok* SKIP!!
Desember, perform jadi Baekhyun dong! gaya banget emang<3
Ya gitu deh akhir tahun ngerasa dejavu(?) kejadian pinyesekeun tapi yaudahlahya ahahha. terlalu banyak pengharkosan di tahun 2013(????)

Tapi kan sekarang udah tahun 2014
Wishnya sih bisa deket lagi sama yang tertunda yaa *ini apaaaa-__-
bisa naikin nilai biar jalur undangannya engga lapur. jangan lapur. atuhlah. ngomongin jalur undangan buat kuliah mah bakal galau-_-
nomoretears, nomorecry, nomoreharkos, nomoregalau. ini apasih alay pisan-_-

ah yaudah lah.. dadah mwach:-*

Monday, December 24, 2012

Phobia~ -___,-

I'm Back!
Ada sesuatu yang menggerakan jemari gue untuk mengetik semua materti yang sebenernya enggak mau dan males banget gue bahas ini. Entahlah tapi yang pasti dengan lancarnya jari-jari gue ini menari-nari diatas keyboad laptop.

FOBIA!!
Apa itu fobia? katanya om wikipedia adalah...
"Fobia (gangguan anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa.

Gini deh, fobia itu sebuah perasaan takut yang luarbiasa atau perasaat taku banget sama sesuatu. Terlepas itu suatu objek benda, peristiwa, ataupun sifat. Dari mulai yang takut sama sesuatu yang masuk akal sampai sesuatu yang "masa sih?". Percaya atau tidak, itu memang ada. Seperti kata om wiki tadi, pandangan pengamat dengan si pengidap fobia itu sendiri berbeda. Ambil contoh dah, adakan orang yang fobia sama kucing? coba kita pikirkan~ hewan lucu, unyu, nan menggemaskan ini apa yang serem? Tapi menurut orang yang punya Felinophobia, banyak banget alasan yang menurut mereka masuk akal, kenapa harus takut sama kucing? Ya, misal, karena trauma dicakar, digigit, atau di...apain gitu misalnya.

Disini, gue mau cerita soal satu fobia gue yang hmm.... berniat bahas ini aja gw agak-agak gimanaaa gitu...

***

Vermiphobia atau Scolechiphobia

Vermiphobia atau Scolechiphobia merupakan salah satu jenis fobia yang menjadikan cacing sebagai objek/stimulus yang ditakutkan. Orang yang mengidap Vermiphobia/Scolechiphobia ini akan merasakan rasa takut yang luar biasa jika melihat cacing. Entah itu ngeliat wujud asli si cacing, gambar, video, wujud asli, ataupun imajinasi. Si penderita fobia ini tuh bakal ngerasain takut yang teramat sangat takut banget sekali tentang apapun mengenai cacing. Percaya atau tidak, GUE buktinya -____,-

Vermiphobia atau Scolechiphobia ini biasanya terjadi karena si pengidap pernah mengalami sebuah peristiwa/kejadian yang mengerikan, menakutkan, atau sesuatu yang bersifat "ngeri"lah gitu. Peristiwa dimana si pengidap terdapat pada posisi fiksasi atau terikat/terkekang.

Kita ambil contoh, perasaan fiksasi ini terjadi dimana saat gue berada dalam sebuah kamar mandi, baru selesai mandi dan hendak keluar kamar mandi. Unfortunately, ada 2buahekor(?) cacing dan besar meliuk-liuk dengan indahnya di deket pintu layaknya penari perut profesional -__-. Pada saat itu lah dimana gue merasakan perasaan terfiksasi. Semacam, What should I do? Die, eaten by worms. or Stay at in the bathroom with worms? Galau? JELAS sekali situasi ini akan membuat gue mencoba untuk berpikir kritis. Berpikir secara cepat. Apa yang harus gue lakukan? Menghadapi sesuatu yang gue benci atau malah balik mundur dan menyerahkan hidup dan mati gue pada mereka. Saat itu gue memilih untuk menyerah. Mundur 3langkah dan berteriak "Kyaaaaa~" terus sesek napas padahal enggak ada sejarahnya gue punya asma. Sampai pembatu gue dateng dan menyiram kedua cacaing itu hingga mereka masuk dalam saluran air dengan bahagia. Gue pun keluar kamar mandi dengan muka pucat dan mersimbah keringat dingin. terduduk di sofa dengan lemasnya sambil minta dibuatkan teh hangat. Berlebihan? Iya memang iya. Tapi ini serius. Cerita yang gue alami ini nyata dan pernah terjadi pada hidup gue.

Sejak saat itu, kalau gue liat cacing rasanya ingin teriak, "Ya Allah, ambil aku~" kemudian pingsan. Namun semenjak kelas 3SMP akhir gue sedikit mikir dan mencoba buat menghilangkan fobia gue yang aneh ini. Ya lu bayangin aja. Seekor binatang yang ukurannya jauh lebih kecil dari ukuran tubuh manusia, hewan yang kata temen-temen gue tinggal ditarik-injek-dan menjret, bisa buat gue diam tak berdaya, menitihkan air mata, collaps, pingsan, dan black out?

Terus gue mikir...
Iya juga ya! Kenapa juga gue musti takut sama cacing yang enggak ada apa-apanya sama gue. Sejak saat itu gue berjanji bahwa gue harus lebih berani apapun alasannya gue harus bisa berani menghadari mereka. Tapi dengan niat dan keberanian awal yang sekuat baja. Gue kembali bertemu dengan cacing di teras depan rumah teman gue. Dengan cekatan dan tanpa ba-bi-bu gue langsung ambil langkah seribu dan ngibrit masuk ke dalam rumah terduduk di sofa masih dengan wajah pucat pasi dan keringat dingin yang tiba-tiba mengalir di dahi gue. dengan wajah sepanik Spongebob saat melihat cacing-besar-Alaska gue berteriak lemas, "Caciing...Caciiing... Itu ada cacing deket pager!!!" sambil nunjuk teras.
Lagi-lagi gue terfiksasi dan enggak bisa berbuat apa-apa.

Setelah gue baca-baca-dan baca lagi tentang artikel-artikel yang membahas tentang Bagaimana cara mengatasi fobia? Isinya selalu sama, "Hadapi fobia tersebut!" Kampret, jadi gue harus berantem sama cacing  gitu? Pake pedang, pistol, dan bambu runcing? Oke itu enggak mungkin.

Gue terus berpikir dan berpikir, gimana bisa gue berani lawan cacing yang asli saat gue masih bisa dibuat ketakutan hanya karena lihat gambar doang. Tapi dengan bantuan teman-teman gue yang jahil dan tekad gue yang kuat akhirnya semenjak gue masuk SMA timbulan kemajuan yang amat sangat pesat!

Beberapa minggu yang lalu, gue kembali masuk ke kamar mandi dan menemukan sesosok makhluk besar menggeliat di pojok kamar mandi. Dengan tangan bergetar hebat karena berani(?) gue siram makhluk itu dengan segayung air dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim. Damn! makluk itu enggak masuk saluran air walau jarak mereka enggak sampai satu jengkal anak bayi. Lalu masih dengan badan yang bergetar hebat dan keringat yang terus bercucuran, gue keluar kamar mandi dan mengambil satu genggam garam yang kebetulan ada di dekat situ. Blush~ gue lempar segenggam garam yang akhirnya menggunung menimbun makhluk yang buat gue lebih mengerikan dari hantu itu. Dengan seciprat keberanian yang tersisa, gue mencoba melihat makhluk yang menggeliat-geliat menyeramkan diantara garam. "Mati kau! Mati kau!" seru hati gue menderu-deru. Hingga akhirnya ia tidak terlihat bergerak lagi.

Akhirnya gue berjalan lunglai ke arah sofa, merebahkan tubuh lelah gue. Mengelap keringat dingin di pelipis gue dengan kaus lengan pendek yang gue pakai saat itu. Dengan suara lemah dan bergetar gue bilang, "Mba... aku pengen di buatkan teh hangat ya!"

...